More that 700 languages in Indonesia are waiting.

A Quechua Bible translator of Peru stated, “Getting our spiritual food from the Spanish Bible is like trying to eat soup with a fork. We can get a little taste, but cannot get nourished. Using the Quechua Scriptures is like eating soup with a spoon—we can really get well-nourished.”

Lives are spiritually transformed as a result of understanding God’s Word in a language that speaks to the heart!

~ Quoted from Wycliffe Pray Today, July 6th, 2011

I agree. It’s just like eating porridge with spoon, not chopsticks to me, or like we can see clearly the fish in the clear pond instead of muddy pond. I remember when Dave came back to Jakarta from the village (Discovery Trip 2007) and brought back several books, portions of the Bible that had been translated into my heart language, I was so amazed and so thankful that I could read these some of God’s words in the language that I understand very well, that really spoke to my heart and mind.

I can feel it. I can smell it. I fell like I was there.

It’s real. God’s word speaks to me loud and clear!

And today when I got the e-mail from Wycliffe Pray Today reminded me to keep on praying for the progress of the work of the translation in for the people groups not only the people in Indonesia, but also the whole people groups that need to hear the Word of God loud and clear, that they know that God is speaking to them. Wycliffe is one of the mission organization that serve in the area of Bible translation, literacy, ethnomusicology, community development, and many more. You can check the website to get more information.

Would you join me in prayer? How you can get involve to reach out the unreached people?

(From Helen’s website.)

A former missionary pilot, Wycliffe Associates President and CEO Bruce Smith calls Indonesia

“one of the most challenging mission fields on earth.”

This remote and rugged chain of islands in the south Pacific is among the least explored places on earth and among the hardest to travel where people speak over 700 separate languages.

To read more about the story go to: Mission Network News

PROFIL BANGSA: BADUI, INDONESIA

Pendahuluan/Sejarah

Daerah perbukitan Jawa Barat sebagian besar dihuni oleh kaum Muslim suku Sunda, namun daerah yang terletak di sektor barat dihuni oleh suku Badui — suatu komunitas Sunda purba yang masih tersisa, yang menggunakan dialek Sunda kuno. Suku Badui sengaja mengisolasi diri mereka di daerah pegunungan, ketika mayoritas penduduk pulau Jawa menjadi pemeluk agama Islam. Mereka telah mempertahankan kasta sebagai sistem stratifikasi sosial yang kental. Keturunannya ditandai melalui kedua orang tua mereka, namun keluarga asalnya tidak sekuat seperti pada kalangan etnis utama suku Jawa. Bentuk atau corak desa terdiri dari lebih kurang 35 kelompok kecil, yang terdiri dari rumah-rumah penduduk yang tersebar di sekitar lahan padi gagarancah, yang digarap secara musiman dan berpindah-pindah. Terdapat tiga desa yang tetap terisolasi sama sekali dari kontak-kontak dengan suku non-Badui. Orang Badui yang mengenakan busana hitam, berbicara dengan pihak luar; namun mereka yang mengenakan sarung putih, harus tetap mempertahankan isolasi secara ketat. Pemerintah telah berupaya untuk mendidik mereka dan telah membawa suatu perubahan gaya hidup bagi mereka. Namun, sebagian besar di antara mereka menolak bantuan ini, dan sebagai akibatnya mereka tetap buta aksara dan primitif. Suku Badui memiliki reputasi sebagai orang-orang yang gemar menggunakan ilmu hitam. Banyak orang yang takut karena kemampuan mereka untuk meramalkan masa depan dan menjampi musuh-musuh mereka.

Karena keterbelakangan mereka, mereka telah menolak untuk mendidik anak-cucu mereka pada sekolah-sekolah umum. Pemerintah juga tidak menyelenggarakan pendidikan, akibatnya mereka tetap buta huruf dan primitif. Menurut berita, para pria Badui diizinkan untuk menumpang kereta api secara gratis. Pria-pria mengenakan kemeja biru tua atau hitam dan sarung, serta melilitkan rambut mereka yang panjangnya sepinggang dengan kain hitam pada kepala mereka. Memotret mereka adalah suatu tindakan yang tabu.