Preserving Cultures

Please take a moment to watch this short video about the preservation of cultures as an effect of Bible translation.

Cultural identity is strengthened and preserved through Bible translation

Translated Scripture is not the only benefit from a Bible translation program. Language assessment and development, literacy work, and the production of print and audio/visual materials in the local language—all parts of the Bible translation process—provide a number of community benefits.

One benefit is cultural preservation. When an alphabet is created for a minority people group, and their language is developed, speakers of the language have the tools for survival—a way to preserve their culture. Their history can be written and therefore documented. A dictionary and other books can be produced. Their ethnic identity can grow as they gain more confidence interacting with other people groups. And their written language can be recognized by their country’s government and speakers of majority languages.

An Introduction To Indonesian Language and Culture

In your getting to know and preparation to go overseas (short term or long term), one thing among the others things on your preparation list is learning basic language and culture of the country. So here I would like to suggest you books that you can use to prepare your self and get some taste of Indonesian.

First book is Basic Indonesian, An Introduction Coursebook. You can try to order online from Barnes and Noble bookstore where we got it for my husband to learn Indonesian. This book comes with a Audio CD which will be helpful for you to listen and practice the pronunciation.

There are some other books if you need to get it started with your language and culture that you can find them on Amazon (you can get pretty much anything there, right? :D). My husband also has this one:

Here’s the link to this book: Bahasa Indonesia Book 1: Introduction to Indonesian Language and Culture (Paperback).

Other sources you can get from iTunes Store, if you have an iPod. It’s audio and you hear the pronunciations and practice 🙂 Some of the Apps are free and some are not.

I hope these will help you in getting ready to go to Indonesia!

 

~Helen~

Injil dan Budaya

Pada hari ke-4 dalam 40 Hari Mengasihi Bangsa Dalam Doa ini, kita belajar bahwa hubungan antara Injil dan Budaya. Kedua elemen ini tidak dapat dipisahkan. Dalam kehidupan seseorang, kemanapun dia pergi, atau dimanapun dia tinggal, budaya pribadi tidak dapat dipisahkan. Budaya dapat dikembangkan mungkin, tapi ditidak dapat dirubah.

Cara hidup seseorang dipengaruhi oleh budayanya sendiri. Tuhan menciptakan budaya dan menjadikan bagian hidup manusia ciptaan-Nya untuk menghormati dan menyembah-Nya, sebagai Sang Pencipta, tetapi karen korupsi dosa dalam hidup manusia, budaya pun tercemar dan dibengkokkan oleh pengaruh Iblis. Tapi Allah tidak kalah akal, Allah menyediakan jalan untuk menembus manusia, termasuk budaya, lewat pengorbanan Kristus di Kayu Salib. Rencana Allah adalah segala suku, budaya, bahasa, dan bahasa akan berdiri di hadapan tahta-Nya yang kudus untuk menyembah-Nya.

Berikut adalah ringkasan dari Artikel 40 Hari Mengasihi Bangsa Dalam Doa dan e-DOA:

Kita tidak dapat memisahkan seseorang dari budayanya. Keyakinan, nilai-nilai, busana, makanan, pendidikan, pekerjaan, aktivitas di waktu senggang, sistem pemerintahan, kehidupan rumah tangga, peran pria dan wanita, dan banyak hal lain yang ada dalam budaya. Tuhan kita ingin mengubahkan individual, masyarakat, dan budaya. Orang-orang dari setiap suku dan bangsa suatu hari nanti akan ada di hadapan takhta-Nya (Wahyu 7:9). Bahkan sekarang, orang-orang dari banyak bangsa membawa bahasa unik dan ekspresi budaya mereka untuk menyembah Tuhan alam semesta.

Semua kebudayaan yang baik di seluruh dunia akan ditinggikan oleh hidup baru dalam Kristus. Semua aspek budaya yang tidak benar, jahat, atau tidak utuh akan diubahkan oleh Tuhan kita. Beberapa aspek budaya tidak buruk dan juga tidak baik, hanya berbeda saja (contohnya, beberapa suku bangsa suka nasi sementara yang lain suka roti, beberapa suka kaos dan celana, sementara yang lain lebih suka jubah).

Meski perbedaan religius antara Kristen dan Muslim jelas, terkadang perbedaan budaya dapat menjadi sumber kesalahpahaman dan ketidakpercayaan yang lebih besar. Cara pandang yang berbeda juga dapat menjadi kesempatan untuk saling belajar. Perbedaan budaya bisa saja menghalangi atau memajukan kemampuan kita untuk mewartakan Kristus dan juga kemampuan Muslim untuk menerima pesan kita.

(c) 2011 oleh e-DOA dan “MENGASIHI BANGSA DALAM DOA”